Android Dihinggapi 50.000 Kasus "Malware"
KOMPAS.com — Bukan rahasia lagi jika sistem operasi mobile Android adalah tempat di mana banyak program jahat (malware) komputer berkembang. Menurut sebuah survei, program jahat itu datang dari luar toko aplikasi Android, Google Play Store.
Perusahaan keamanan perangkat lunak F-Secure mencatat, ada 51.447 kasus program jahat yang ditemukan di Android pada kuartal ketiga tahun 2012. Jumlah ini meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 5.000 kasus program jahat.
Namun, menurut F-Secure, pada kuartal ketiga tahun ini hanya 146 program jahat yang berasal dari toko aplikasi Google Play, atau 0,5 persen dari semua program jahat di Android.
Program jahat itu datang dari situs web yang tidak aman atau masuk ketika pengguna mengunduh aplikasi di tempat selain Google Play.
Dari 51.447 kasus program jahat yang ada di Android, 55,2 persen masuk kategori bahaya dan 44,8 persen hanya dianggap berisiko. Program jahat yang masuk kategori bahaya ini berpotensi mencuri data pengguna.
Dalam Google Play Store versi 3.9.16, Google menambahkan sistem pendeteksi dan pemindai program jahat sebagai upaya meningkatkan keamanan di toko aplikasinya. Fitur ini akan mengecek semua aplikasi yang telah diunduh pengguna, dan memberi tahu pengguna jika ada aplikasi yang mengandung program jahat.
China Kembali Blokir Google
KOMPAS.com — Transparency Report Google, sebuah situs yang menampilkan informasi mengenai trafik dari semua layanan Google di seluruh dunia, menampilkan sebuah hal yang tidak biasa pada Jumat (9/11/2012) lalu.
Dari hasil monitoring real-time tersebut, terlihat jika trafik Google menurun sangat drastis di China.
Setelah diselidiki lebih jauh, diketahui kalau para penduduk China, mulai dari Jumat tengah malam lalu, sama sekali tidak bisa mengakses layanan-layanan Google.
Tercatat bahwa layanan seperti Google.com, Google.com.hk, mail.google.com, drive.google.com, play.google.com, docs.google.com, dan maps.google.com tidak bisa diakses di negeri tirai bambu tersebut.
Seperti dikutip dari Slashgear, saat ini para pengguna internet di China akan dialihkan ke alamat IP 59.24.3.173, apabila berusaha mengakses layanan-layanan Google tersebut. Nyatanya, IP itu tidak dimiliki oleh situs apa pun.
Google telah melakukan pengecekan terkait masalah matinya layanan mereka di China. Namun, mereka tidak menemukan adanya masalah.
"Kami telah memeriksa, tetapi tidak menemukan ada yang salah (pada sistem)," kata perwakilan Google.
Banyak pengamat yang mengaitkan masalah tidak bisa diaksesnya layanan Google di China dengan akan dilantiknya pemimpin baru China, Xi Jinping.
Para pengamat memprediksi kalau pemblokiran ini dilakukan agar pengalihan kekuasaan antara pemerintah lama dan yang baru dapat berjalan mulus, tanpa adanya protes di dunia maya.
Awas, Atasan Jadi Teman Facebook Bisa Bikin Stres
KOMPAS.com - Memiliki teman dalam jumlah besar di Facebook berpotensi membuat pengguna lebih mudah stres. Kekhawatiran berlebih bisa muncul jika pengguna menjalin relasi di Facebook dengan keluarga dan rekan kerja, termasuk atasan.
Berdasarkan studi yang dilakukan Universitas Edinburgh terhadap 300 pengguna Facebook yang rata-rata berusia 21 tahun, ditemukan bahwa pengguna khawatir jika memiliki teman yang terlalu banyak di Facebook. Karena, tidak semua konten yang dibagi ke Facebook dapat diterima semua pihak.
Status berisi cacian, sumpah serapah, atau foto pengguna sedang merokok dan meminum alkohol, mungkin bisa diterima oleh teman yang sebaya. Tapi, bisa jadi hal ini tak bisa diterima oleh keluarga atau atasan mereka.
"Facebook digunakan seperti sebuah pesta besar untuk teman-teman, di mana Anda dapat berdansa, minum, dan menggoda," kata Ben Marder, penulis laporan penelitian dari Universitas Edinburgh, Senin (26/11/2012).
"Tapi, dengan adanya Ayah-Ibu atau bos di sana, pesta menjadi suatu peristiwa yang membuat cemas, penuh ranjau darat sosial yang potensial. Jika Anda memiliki pasangan, orang tua, keluarga, dan rekan kerja, Anda akan semakin stres karena mereka semua memiliki harapan yang berbeda."
Marder mengatakan, beberapa pengguna sampai menghapus foto di Facebook, bahkan mengatur perilaku nyata mereka, seperti menghindari merokok atau minum alkohol di depan kamera. Intinya, pengguna Facebook sangat mengontrol citranya di situs web jejaring sosial itu, karena Facebook diyakini sebagai media di mana semua orang dapat melihat perilaku seseorang.
Pengguna Facebook menambah hubungan pertemanan dari beberapa lingkaran sosial yang berbeda. 97% pengguna Facebook berteman dengan temannya di dunia nyata, 81% berteman dengan keluarga, 80% dengan saudara, 69% dengan teman dari teman lainnya, dan 65% dengan rekan kerja.
Facebook memiliki pengaturan teknis yang memungkinkan seseorang mengatur publikasi konten agar bisa dilihat oleh diri sendiri, teman tertentu, atau publik secara luas. Namun, hanya sepertiga pengguna yang memanfaatkan fitur tersebut.
Microsoft Tuntut Penyebar Iklan Bervirus
SAN FRANSISCO - Demi menjaga agar pengguna komputer terhindar dari bermacam masalah keamanan komputer, Microsoft mengajukan lima kasus perkara kepada perusahaan-perusahaan yang diduga Microsoft memposting iklan online bermuatan kode virus.
Sebelumnya, Microsoft telah berupaya bekerja dengan jaringan periklanan untuk mencegah masuknya iklan bervirus yang disebutnya dengan istilah "malvertising". Namun kini, Microsoft tak lagi menggunakan upaya tersebut melainkan langsung membawa perkara ini ke pengadilan.
"Secara umum, malvertising bekerja melalui kode virus yang berkamuflase sebagai iklan online yang nampak tidak berbahaya," kata Associate General Counsel Microsoft Tim Cranton, seperti dikutip dari CNet, Jumat (18/9/2009).
Dalam kasus ini, Microsoft menuntut perusahaan-perusahaan tak dikenal yang dianggap bertanggung jawab menyebarkan iklan bervirus tersebut.
"Meski kami belum tahu nama-nama pelaku dibalik aksi ini, kami langsung mengajukannya perkara ini ke wilayah hukum untuk membantu mengungkap tersangka. Hal ini akan mencegah mereka terus melancarkan serangan menyebar malvertising," kata Cranton.
Beberapa waktu lalu, situs The New York Times sempat dihantam serangan malvertising jahat. Virus ini bekerja dengan cara memberitahukan pembaca bahwa komputer mereka terinfeksi virus dan mengarahkan mereka ke situs yang mengiklankan peranti lunak anti virus yang sebenarnya justru merupakan virus itu sendiri.
"Malvertising hadir dengan cara dan desain yang berbeda-beda. Bagaimanapun, tanpa informasi tambahan dan detail spesifik tentang serangan tersebut, kita tidak bisa meyakinkan bahwa serangan-serangan serupa yang terjadi sekarang secara langsung berkaitan dengan serangan yang terjadi pada situs The New York Times," kata Cranton.
Microsoft memanfaatkan kemunculan perkara baru yang terjadi saat ini sebagai pembuka jalan untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap para pelaku kejahatan cyber.Jum'at, 18 September 2009 17:06 wib (Rachmatunnisa - Okezone)
Hacker Ditangkap Setelah Bobol 3.000 Komputer
SYDNEY - Seorang hacker di Australia dikenai hukuman setelah berhasil menginfeksi 3.000 komputer dengan virus yang memungkinkannya mencuri detail kartu kredit.
Pria berusia 20 tahun tersebut ditangkap bulan lalu oleh detektif dari Commercial and Electronic Crime Branch setelah melalui proses investigasi selama tiga bulan yang melibatkan kepolisian federal Australia dan Australian Communications and Media Authority.
Polisi menuduhnya telah melakukan kejahatan cyber. Pria itu berusaha membobol detail kartu kredit dengan cara menginfeksi sebanyak 3.000 komputer dengan virus yang dirancang khusus untuk mencuri informasi kartu kredit dan akun bank milik pengguna komputer.
Kepolisian juga menduga pria itu tengah mengembangkan kemampuannya untuk melakukan perluasan serangan hack secara global yang diketahui akan menginfeksi sekira 74.000 komputer.
"Penangkapan tersangka akan kami manfaatkan untuk menyelidiki lebih jauh sepak terjang hacker ini," kata Inspektur Detektif, Jim Jeffrey seperti dikutip dari Adelaide Now, Kamis (13/8/2009).
Selanjutnya tersangka akan menghadapi persidangan bulan depan atas kasus tuduhan modifikasi data komputer secara ilegal, mengambil alih sistem komputer orang lain, serta dengan sengaja menginfeksi virus komputer untuk membobol data si pemilik komputer.
Malang benar nasib si hacker, belum juga puas menikmati hasil kejahatannya, dia harus berurusan dengan polisi dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Kamis, 13 Agustus 2009 09:35 wib (Rachmatunnisa - Okezone)
Pria berusia 20 tahun tersebut ditangkap bulan lalu oleh detektif dari Commercial and Electronic Crime Branch setelah melalui proses investigasi selama tiga bulan yang melibatkan kepolisian federal Australia dan Australian Communications and Media Authority.
Polisi menuduhnya telah melakukan kejahatan cyber. Pria itu berusaha membobol detail kartu kredit dengan cara menginfeksi sebanyak 3.000 komputer dengan virus yang dirancang khusus untuk mencuri informasi kartu kredit dan akun bank milik pengguna komputer.
Kepolisian juga menduga pria itu tengah mengembangkan kemampuannya untuk melakukan perluasan serangan hack secara global yang diketahui akan menginfeksi sekira 74.000 komputer.
"Penangkapan tersangka akan kami manfaatkan untuk menyelidiki lebih jauh sepak terjang hacker ini," kata Inspektur Detektif, Jim Jeffrey seperti dikutip dari Adelaide Now, Kamis (13/8/2009).
Selanjutnya tersangka akan menghadapi persidangan bulan depan atas kasus tuduhan modifikasi data komputer secara ilegal, mengambil alih sistem komputer orang lain, serta dengan sengaja menginfeksi virus komputer untuk membobol data si pemilik komputer.
Malang benar nasib si hacker, belum juga puas menikmati hasil kejahatannya, dia harus berurusan dengan polisi dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Kamis, 13 Agustus 2009 09:35 wib (Rachmatunnisa - Okezone)
Apple Store Di Hack.
Kasus pembobolan situs nampaknya menjadi tren akhir-akhir ini. beberapa situs milik perusahaan ternama pun menjadi korbannya. diantaranya adalah NVidia, Apple, Yahoo serta LinkedIn.
Produk Apple kembali memiliki cacat dalam hal keamanan. Setelah beberapa waktu lalu diserang sebuah virus malware, kini seorang hacker asal Rusia berhasil mengelabui sistem keamanan Apple App Store. Dan, hacker tersebut pun berhasil mengunduh sebuah aplikasi berbayar secara gratis.
Langkah yang dilakukan oleh hacker tersebut pun sangat sederhana. Dia menunjukkan tiga langkah sederhana untuk bisa melakukannya. Dan, dia pun mengunggah sebuah video yang menunjukkan langkah-langkah tersebut ke situs Youtube dengan id bernama ZondD80.
Pihak Apple pun sudah mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa tersebut. Dikutip dari Venturebeat, Natalie Harrison yang merupakan juru bicara Apple mengatakan bahwa sistem keamanan yang dipunyai oleh Apple App Store sangatlah penting bagi perusahaan dan komunitas developer. Oleh karena itu, pihaknya akan menginvestigasi peristiwa tersebut dan akan menindak serius pelaku pembobolan tersebut. Dan, pihak Apple pun telah meminta Youtube untuk segera menghapus video yang diunggah oleh ZondD80 itu. (http://fkcommunicationtech.blogspot.com)
Langkah yang dilakukan oleh hacker tersebut pun sangat sederhana. Dia menunjukkan tiga langkah sederhana untuk bisa melakukannya. Dan, dia pun mengunggah sebuah video yang menunjukkan langkah-langkah tersebut ke situs Youtube dengan id bernama ZondD80.
Pihak Apple pun sudah mengeluarkan pernyataan terkait peristiwa tersebut. Dikutip dari Venturebeat, Natalie Harrison yang merupakan juru bicara Apple mengatakan bahwa sistem keamanan yang dipunyai oleh Apple App Store sangatlah penting bagi perusahaan dan komunitas developer. Oleh karena itu, pihaknya akan menginvestigasi peristiwa tersebut dan akan menindak serius pelaku pembobolan tersebut. Dan, pihak Apple pun telah meminta Youtube untuk segera menghapus video yang diunggah oleh ZondD80 itu. (http://fkcommunicationtech.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar